Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa satu-satunya hasil yang dapat diterima dari negosiasi nuklir dengan Iran adalah \pelucutan total\ program nuklir negara tersebut. Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah wawancara yang disiarkan Minggu (4/5), dan menjadi kali pertama Trump secara terbuka menyatakan tujuan maksimalis tersebut sejak pembicaraan dimulai sebulan sebelumnya.

\Program nuklir Iran, yang disebut sebagai program energi sipil, selalu berakhir dalam konflik militer,\ ujar Trump dalam wawancara tersebut. Ia menambahkan bahwa Iran seharusnya tidak membutuhkan program nuklir sipil karena memiliki cadangan minyak bumi yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan energinya.

Sikap Trump tersebut memperjelas perdebatan internal yang berkembang dalam lingkaran pemerintahannya mengenai arah akhir dari negosiasi nuklir dengan Teheran. Sementara itu, Iran secara konsisten menolak gagasan pelucutan total, baik dalam pernyataan publik maupun dalam pembicaraan tertutup, mencerminkan titik pertentangan yang masih kuat dan berpotensi menghambat kemajuan perundingan.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Oman, Sayyid Badr bin Hamad bin Hamood Albusaidi, mengungkapkan bahwa putaran keempat perundingan yang semula dijadwalkan pada 3 Mei harus ditunda karena kendala logistik. Sebelumnya, tiga putaran negosiasi telah digelar secara bergantian di Muscat dan Roma sepanjang bulan April.

Kesepakatan nuklir antara Iran dan enam kekuatan dunia, yang diteken pada 2015, mengharuskan Teheran mengurangi kapasitas nuklirnya sebagai imbalan atas pelonggaran sanksi. Namun, keputusan pemerintahan Trump untuk menarik diri dari kesepakatan tersebut pada 2018 dan kembali menjatuhkan sanksi menyebabkan Iran mengambil langkah mundur dari komitmennya, termasuk melanjutkan riset nuklir dan meningkatkan kadar pengayaan uranium.

Pernyataan terbaru dari Trump menandai sikap tegas dan tanpa kompromi terhadap program nuklir Iran, menyiratkan bahwa segala bentuk kesepakatan parsial tak akan dipertimbangkan oleh Washington.